Daisypath Anniversary tickers

Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers

Sunday, September 6, 2009

Islam yang Merdeka

Assalamualaikum..

Dikongsikan entry yang menarik.. semoga bermanfaat, untuk yang menulis (khususnya) dan untuk anda yang membaca..

Prajurit berkuda itu melaju cepat menuju istana Persia. Setibanya di sana, ia tidak turun dari kudanya, tapi langsung membawanya masuk ke dalam. Kuda itu berjalan di atas hamparan permadani indah yang telah disiapkan untuk menyambutnya. Akhirnya, sampailah ia di ujung permadani itu. Prajurit itu turun dan menambatkan kudanya pada sebagian bantal-bantal yang ada di tempat duduk raja.

Rabi' bin Amir itulah nama sang prajurit berkuda tadi. Prajurit utusan Sa'ad bin Abi Waqqash. Sa’ad adalah panglima pasukan Islam dalam perang Qadisiyah. Rabi' datang memenuhi undangan Rustum, panglima pasukan Persia.

Rustum dengan mahkota kebesaran di kepalanya menyambut Rabi’. dia dikelilingi para pengawalnya duduk di atas kursi emas yang dihiasi bantal-bantal bersulam emas dan sutra. Singgasananya ditaburi mutiara dan intan yang bernilai tinggi. Aksesoris di sekitarnya bernilai sangat mahal.

Kontras dengan Rabi' yang hanya mengenakan pakaian kasar dan menunggang kuda kecil. "Apa yang mendorong kalian datang ke negeri kami?" tanya sang panglima.

Rabi' tegak dengan sebilah pedang di pinggangnya dan bersandar pada tombak yang ditancapkan pada sebagian bantal-bantal hingga meninggalkan bekas robekan, menjawab dengan tegas, "Kami datang untuk membebaskan manusia dari penyembahan sesama manusia kepada penyembahan kepada Allah, dari kesempitan dunia kepada keluasannya dan dari kezaliman agama-agama kepada keadilan Islam."

Kedatangan pasukan Islam bukan karena ambisi ekonomi atau politik demi perluasan wilayah kekuasaan. Kedatangan mereka membawa misi luhur: memerdekakan manusia dari segala bentuk penindasan atas yang lainnya, menebarkan kebaikan, rahmat dan petunjuk, menerangi jalan hidup dan melenyapkan kezaliman yang membelenggu mereka. Misi yang telah mengangkat martabat manusia dari kehinaan kepada kehormatan dan mengembalikannya kepada kemanusiaannya yang sebenarnya.

Islam datang sebagai ikrar universal kepada seluruh manusia yang ada di muka bumi. Tidak ada yang layak dijadikan Ilah, Tuhan yang berhak disembah, selain Allah. Setiap bentuk penuhanan manusia terhadap manusia lain merupakan kezaliman yang harus dilenyapkan, agar ketundukan seluruhnya hanya kepada Allah SWT.

Allah berfirman menjelaskan tentang misi diutusnya Rasulullah, "Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan," (QS al-Ahzab: 45)."

Dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi," (QS al-Ahzab:46).

Ayat ini menjelaskan lima hal yang menjadi misi diutusnya Muhammad membawa risalah Islam. Pertama, Rasulullah saw diutus untuk menjadi saksi pada hari kiamat. Saksi terhadap amal perbuatan umatnya. Dan umatnya pun menjadi saksi terhadap umat lainnya.

Kedua, Rasulullah saw diutus untuk memberi kabar gembira kepada setiap manusia yang beriman kepadanya dan mengikuti ajarannya.

Ketiga, Rasulullah saw diutus untuk memberi peringatan kepada siapa saja yang menentang dan mengingkari ajarannya.

Keempat, Rasulullah saw diutus untuk menyeru umat manusia agar mengikuti sistem hidup yang ia sampaikan. Agar meyatakan ketundukannya hanya kepada Allah semata.

Kelima, Rasulullah diutus membawa cahaya petunjuk yang menerangi jalan hidup manusia di dunia dan mengeluarkannya dari kegelapan. Islam datang untuk mengembalikan manusia kepada kemanusiannya yang sesungguhnya dan hanya menghamba kepada Allah dengan mengikuti syariatnya.

Ketika Rasulullah membaca ayat, "Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai rabb-rabb selain Allah…" (QS at-Taubah: 31) Adi bin Hatim berkata, "Mereka tidak menyembahnya." Rasulullah menjawab: "Tidak! Mereka menyembahnya. Para pendeta dan pastor itu mengharamkan apa yang dihalalkan bagi mereka, juga menghalalkan apa yang diharamkan bagi mereka. Lalu para pengikutnya mematuhinya. Dan ini bentuk penghambaan mereka kepada para pendeta dan pastor itu."

Gerakan ekspansi Islam bertujuan menyebarkan "hidayah" petunjuk kebenaran di daerah yang sesat. Semua yang hidup dalam naungan negeri Islam memperoleh hak yang sama. Tak heran jika ada ulama yang lahir bukan dari keturunan Arab. Misalnya, Sibawaih, ahli tata bahasa Arab kelahiran Persia (Iran kini), Imam Bukhari, ahli hadis kelahiran Bukhara (dulu masuk wilayah wilayah Soviet), Imam Al-Qurthubi ahli tafsir kelahiran Spanyol, dan lainnya.

Dakwahkan Islam dan Anda menjadi manusia yang bebas dari belenggu. Merdeka!


Wassalam..


No comments: